Tinta pena ini telah mengering menulis segala cerita mu, bisikan suara gemuruh angin menemani jemari ini dengan lentur tanpa henti , dingin nya angin malam menyejukkan hati ini yang kedinginan karena selimut hati yang terbang .
Hari itu hati berjumpa seseorang yang tidak pernah aku harapkan hadir di dalam kehidupan ku selama ini. Dengan gelingan air mata menetes di pipiku , bersama orang lain , aku tidak sanggup untuk menegurnya bahkan melihatnya .
Dia lah Bella , seorang gadis desa yang lahir tanpa saudara lainya. Dia anak tunggal , kedua orang tuanya sangat memanjakan nya, tanpa pernah menolak apa yang ia mintakan . Ia seorang berparas jelita yang cantik. Putih kulitnya bagaikan kertas yang belum pernah ternodai dengan tinta pena. Hitam dan ikal rambut nya Imenjadi perhatian tersendiri ketika orang melihat nya .
Terbesit di fikiran ku, mengapa aku mengenalnya dulu, dunia yang berbeda antara aku dengannya. Ia terlalu jauh dengan kehidupan ku yang keras, hidup di jalanan dengan terik matahari menyinari tubuhku kemanapun pergi. Ia mempunyai tahta kekeluargaan yang terpandang, orang tuanya bergaris keturunan orang berada di desa itu, kehidupan yang di tonjolkan pun aku tak pernah menepiknya.
Rasa sesal selalu ada dalam hatiku , mengapa aku mengenalnya, mengapa aku mencitainya, hinga aku terjatuh terlalu dalam aku tersesat kemana aku akan pergi untuk menghilangkan rasa itu yang selalu ada dan menghantui di setiap mimpiku .
Janji manis itu masih teringat jelas di kerikil kecil di sudut sekolah di bawah pohon, yang aku tulis untuk sebuah kesetiaan cinta ku dengannya, tertulis dengan indah di batu itu. Sampai saat ini aku masih menyimpannya, hingga suatu saat ia masih mengingatnya akan kembali lagi dengan cinta yang sama tanpa ada dusta diantara kita.
Cinta itu tumbuh dengan keluguan ku dan dia , tanpa pepatah kata yang bisa terucap dari mulutku, senyuman dan indah bola mata terlukis pelangi dan bidadari .
Terlalu indah untuk di kenangkan, alur cerita cinta di masa sekolah, yang berujung perpisahan di akhir masa sekolah itu juga. Kisah berakhir semenjak ia memutuskan untuk melanjutkan sekolah di kota, di universitas yang ia impikan selama ini .
Berat untuk melepaskan kepergiannya, air mata tiada henti mengiringi, ia memeluk dengan erat tubuhku yang layu karena kekeringan kasih sayang.
Sudah usai udah perjalan .......bersambung
0 Comments