Teriknya Karyawan Bawahan


Di suatu hari sebelum saya selesai dari kerasnya perjuangan menempuh gelar strata satu  di sebuah universitas tertinggi di riau , selalu berfikir bahwa kehidupan dunia kerja adalah sangat menyenangkan , berpakain rapi , dengan name card dan sebagainya yang menempel status berbeda tanpa ada tekanan .

Kritis terhadap suatu permasalahan yang terjadi di sekeliling kita khususnya aparatur pemerintahan pun tak pernah lepas dari hati dan fikiran untuk melakukan perlawanan demi sebuah kesetaraan dan semua orang , tetapi tidak di dunia kerja kawan , kerasnya kejamnya atasan menjadi momok yang menakutkan yang selalu teringat dengan berita acara menjadi taruhan harkat dan martabat keluarga dan pribadi .

Pekerjaan adalah urusan duniawi , dan menjadi karyawan adalah menjadi budak bagi mereka yang berada diatas , mereka hanya menganut pasal 1 tanpa melihat pasal pasal berikutnya , apapun kepintaran dan kelebihan bila ada satu titik kesalahan makan akan jadi boomerang untuk kelanjutan nya .

Pernah tersadar apakah mereka yang di atas tidak merasakan menjadi bawahan , sebagian mereka merasakan tetapi lebih banyak yang tidak merasakan , mereka menganut sistem balasan dendam , sepeti halnya perkenalan pada sekolah , yang lebih di kenal dengan ospek.  Senior dan junior akan terus berlanjut .

Dan selalu terdengar kata hati , apakah semua ini sebuah permainan atasan atau memang hanya saya yang salah , berfikir  logika tidak masuk di akal kesalahan pada saya , yang demi meraut untung tanpa adanya perikemanusiaan dan peradilan

0 Comments

Tag Terpopuler