ddp

MANAJEMEN DALAM ORGANISASI
PENYIARAN

1.       MAKNA MANAJEMEN PENYIARAN
MANAJEMEN penyiaran adalah manajemen yang diterapkan dalam organisasi penyiaran, yaitu organisasi yang mengelola siaran. Ini berarti, manajemen penyiaran sebagai “motor penggerak” organisasi penyiaran dalam usaha pencapaian tujuan bersama melalui penyelenggaraan siaran.
                Disini, antara manajemen dan penyiaran, perlu dipadukan dan disesuaikan diatas landasan tujuan yang hendak dicapai. Para pengelola manajemen penyiaran, setidaknya harus mengusai ilmu manajemen dan ilmu komunikasi, termasuk di dalamnya penyelenggaraan siaran sebagai salah satu bentuk pokok proses komunikasi massa.
                Tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi penyiaran, ada yang bersifat idiil, materil, dan atau kedua-duanya. Dalam usaha pencapaian tujuan ini, mengingat siaran memiliki dampak sangat luas kepada khalayak, serta mampu mengubah sikap, pendapat dan tingkah laku individu/kelompok dalam waktu relatif singkat, maka pengelola siaran mempunyai tanggung jawab moral terhadap khayalak.
                Manajemen penyiaran dapat diartikan sebagai ‘kemampuan seseorang untuk mempengaruhi / memanfaatkan kepandaian / keterampilan orang lain, untuk merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan siaran dalam usaha mencapai tujuan bersama”.
                Manajemen dan penyiaran memiliki makna yang jelas dan tegas. Masalahnya sekarang, bagaimana menerapkan prinsip-prinsip manajemen ke dalam organisasi penyiaran, atau dengan kata lain “Bagaimana memadukan prinsip-prinsip penyiaran,  diatas landasan tujuan yang hendak dicapai”.

Penyiaran mempunyai sifat-sifat khas yaitu:
a.       Masa kerja penyiaran relatif 24 jam tiap hari
Penyiaran merupakan proses elektris, jadi hanya bisa bekerja bila ada tenaga listrik. Berkat dukungan teknologi komunikasi / informasi, siaran dapat dilakukan 24 jam tiap hari. Medium radio / televisi adalah media massa, jadi selain menyajikan siaran karya artistik juga jurnalistik. Sumber informasi dari karya jurnalistik adalah peristiwa / pendapat / realita yang dapat terjadi setiap waktu. Jadi pengelolaan siaran jurnalistik harus siaga relatif 24 jam tiap hari.
b.      Siaran merupakan hasil kerja tim (kolektif)
Proses penyiaran, mulai dari perencanaan, produksi,pasca produksi dan siaranya sendiri merupakan hasil kerja orang banyak (tim). Kunci keberhasilan kerja tim / kolektif adalah adanya kebersamaan dan keterbukaan. Jadi, baik antar pimpinan / manajer, antar pelaksana dan antar pimpinan / manajer harus ada rasa saling menghargai (asah), pengertian (asih) dan mengingatkan (asuh) serta tidak ada rasa saling curiga yang berlebihan.

c.       Siaran merupakan perpaduan antara kreatifitas manusia dan kemampuan sarana / alat.
Siaran yang terbagi atas berbagai mata acara, merupakan hasil perpaduan kreativitas manusia dan kemampuan sarana/alat. Dengan demikian organisasi penyiaran perlu diciptakan iklim kerja yang mampu mendukung tumbuhnya kreativitas. Disamping itu perlu juga adanya orang-orang yang mampu memanfaatkan kemampuan alat/sarana yang tersedia. Saat ini telah diciptakan saran / alat yang mampu meningkatkan kualitas audio maupun visual, seperti video digital effect, audio effects, pin box, character generator (chargen0, grapich computer, cromakey dan the total dubbing and editing system. Dengan dukungan berbagai sarana/ alat ini, siaran akan lebih dinamis, variatif, dan komunikatif. Siaran akan memiliki nilai lebih dan tidak monoton.
d.      Siaran memerlukan banyak tenaga profesi
Kecuali keadministrasian, dunia penyiaran dikelola oleh orang-orang dari berbagai bidang profesi yang berbeda latar belakang keilmuannya. Untuk menghasilkan siaran perlu pengelola secara profesioanal. Menurut Prof. Dr. Lhaksamana Rao dari india University, kerja profesi memiliki empat sifat yaitu:
-          Dalam bekerja harus ada kebebasan
-          Harus ada tanggung jawab profesi
-          Harus memiliki keterampilan khusus
-          Harus ada kecintaan terhadap keja profesi
Kerja profesi tidak dapat dikerjakan oleh sembarang orang, dan bahkan seorang yang memiliki profesi tertentu, tidak mungkin mengerjakan kerja profesi diluar profesi yang ditekuninya.
e.      Siaran memerlukan dana relatif besar
Sebagai salah satu produk teknologi informasi, medium radio/televisi beserta peralatan pendukung memerlukan dana rlatif besar. Sarana dan prasarana siaran harganya relatif mahal, dengan demikian manusia pengelola juga memerlukan imbalan yang memadai. Untuk pengelola medium televisi harus lebih tinggi dibanding dengan pengelola medium radio, karena masalah yang ditangani jauh lebih komplek, dengan peralatan yang lebih mahal.
f.        Siaran mampu mengubah sikap, pendapat, tingkah laku manusia relatif lebih cepat.
Pengelola siaran harus menempatkan kesadaran ini dalam usaha pencapaian tujuan, karena dampak siaran terhadap khayalak luas sangat besar. Siaran bisa merusak bisa juga membangun khayalak. Itulah sebabnya, siaran yang disajikan harus sesuai dengan teknologi, norma, etika, dan estetika yang berlaku.
g.       Siaran merupakan output dari medium radio/televisi
Organisasi penyiaran yang mengelola medium radio/ televisi memiliki output siaran radio/televisi. Medium radio/televisi merupakan media massa elektronik yang menyebarluaskan isi pesan melalui pancaran gelombang elektromagnetik. Dengan demikian, siaran mampu menjangkau khayalak relatif besar dan berkat dukungan teknologi komunikasi dan informasi, siaran tidak dapat lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.


h.      Pengelola penyiaran harus luwesdinamis
Penyiaran merupakan proses komunikasi massa dengan medium radio/televisi sebagai sarananya. Sebagai media massa elektronik, medium radio/televisi mampu menyajikan siaran 24 jam tiap hari. Akibatnya, siaran bersifat dinamin dan variatif serta tidak monoton.
i.         Perlu dikembangkan sikap saling asih, asah, asuh.
Siaran merupakan hasil kerja kolektif, baik antar pimpinan, antar pelaksana, maupun antar pimpinan/manajer dan pelaksana. Sebagai kerja kolektif harus ada rasa kebersamaan antar pengelola. Perlu diciptakan iklim kerja yang harmonis dengan mengembangkan rasa saling menghargai, pengertian dan meningkatkan antar sesama. Iklim kerja yang harmonis akan menghasilkan krativitas kerja secara maksimal. Kreatif bagi manusia penyiaran (broadcasters) menjadi sesuatu yang mutlak adanya, karena pada dasarnya “penyiaran adalah kreatifitas”.
        Atas dasar sifat-sifat khas penyiaran di atas, maka perlu diterapkan manajemen yang khas, agar organisasi penyiaran dapat berkembang secara sehat dan wajar sebagaimana layaknya suatu organisasi penyiaran.


2.       PENDEKATAN MANAJEMEN DAN KOMUNIKASI DALAM PROSES PENYIARAN
Setiap langkah dalam penyelenggaraan siaran harus dilakukan pendekatan, baik manajemen maupun penyiaran, sebagai salah satu bentuk proses komunikasi media massa.
                Bahasan buku ini, pendekatan manajemen digunakan teori “Input-Output Model” dari Henry Fayol dan Frederick Taylor, sedangkan pendekatan penyiaran dipergunakan teori “Komunikasi Matematika” dari Claude Shannon dan Warren Weaver.
                Melalui pengimpitan kedua teori diatas, akan terjadi proses manajemen penyiaran diatas pengimpitan prinsip-prinsip dasar manajemen dan prinsip dasar penyiaran yang beroroentasikan pada tujuan yang hendak dicapai melalui terciptanya siaran yang berkualitas, baik dan benar.
                Penerapannya manajemen penyiaran secara profesional akan menghasilkan output siaran yang berkualitas, baik dan benar sebagai hasil kerja kolektif (kerja tim).
                Pengimpitan kedua teori diatas dengan menempatkan organisasi penyiaran kedalam teori “Inpuit-Output Model”, dengan pola pikir dan pola tindak semua personel dalam organisasi penyiaran disinkronkan denga setiap langkah dalam proses transpormasi, sehingga setiap langkah yang diambil dapat dipertanggungjawabkan terhadap profesi manajemen dan penyiaran.
                Untuk mengetahui produktifitas kerja suatu organisasi yang memiliki output barang kosumsi atau barang pemuas badaniah (fisik) seperti mobil, bahan makanan, radio, pesawat terbang, televisi, kulkas, senjata dan sebagainya, dapat dengan membagi output dengan input. Hasilnya akan menunjukan nilai produktivitas kerja dalam periode wktu tertentu. Tetapi cara itu tidak dapat diterapkan dalam organisasi penyiaran, karena organisasi penyiaran menghasilkan output  benda abstrak informasi/siaran, untuk pemuas bathiniah manusia.




2.1   Input
Bahan baku dasar yang akan diolah menjadi acara siaran adalah informasi. Informasi ini diolah di dalam transformation process dengan berbagai pertimbangan dan sarana pengolahan. Berbagai pertimbangan dan sarana itu adalah:
-          Filosofi, ideologi, tujuan, misi, fungsi dan tugas,
-          Norma, etika, estetika, adat istiadat, dan nilai budaya yang dianut,
-          Kode moral dan kode etik profesi  penyiaran,
-          Hasil riset khayalak dan evaluasi,
-          Situasi dan kondisi bangsa dan negara (termasuk sistem politik),
-          Kemampuan sarana, dana dan tenaga,
-          Status stasiun penyiaran dan lain-lain.

Bahan baku informasi bisa tentanf apa saja yang dapat dibagi menjadi lima golongan besar, yaitu:
-          Pendidikan/agama,
-          Kebudayaan,
-          Hiburan,
-          Berita/penerangan
-          Iklan dan public  service
Informasi yang akan diolah harus dicari, dikumpulkan, diseleksi, diolah, dan disiarkan kepada khayalak dengan tujuan yang jelas dan tegas.

2.2   Proses Transformasi
Pada dasarnya, proses transformasi adalah proses manajemen. Disini ada unsur:
a.       Manusia (pemimpin/manajer, staf, pelaksana),
b.      Dana
c.       Sarana dan prasarana
Ketiga unsur manajemen diatas harus diolah melalui keterampilan manajemen (managerial skill). Keterampilan manajemen disini menjadi fungsi manajer/pemimpin, yaitu bagaimana mengelola manusia, dana, sarana  dan prasarana, seminimal mungkin (efektif).
Efesien diterapkan secara wajar, sesuai dengan keperluan penyiaran. Artinya, setiap pekerjaan, jumlah tenaga, dana, sarana dan prasarana ditetapkan secara profesional. Bila diperlukan tenaga, dana dan sarana dalam jumlah besar, karena karakteristik mata acara yang akan diproduksi memang menghendaki demikian, maka berbagai keperluan ini harus dipenuhi, tetapi kalau karakteristik mata acara yang diproduksi hanya memerlukan beberapa tenaga, sarana dan dana yang kecil, juga harus dipenuhi.
                Untuk dapat bertindak efektif, amat diperlukan perencanaan yang matang. Dalam proses perencanaan inilah langkah efektif dan efesien. Untuk melaksanakan langkah efektif dan efesien diperlukan perencanaan/programmer yang:
a.       Berpengalaman di dunia penyiaran,
b.      Memiliki wawasan luas,
c.       Memiliki pengetahuan luas di bidang penyiaran,
d.      Menguasai masalah manajemen.
Namun demikian, kegiatan sehari-hari dalam pengelolaan siaran harus ada sikap keterbukaan, sikap saling asih, asah, dan asuh antar pelaksana, serta menjauhkan sikap praduga berlebihan, dan harus dihindari adanya kepentingan/selera pribadi dalam setiap langkah. Untuk menciptakan iklim kerja yang harmonis, sangat tergantung pada peranan pimpinan/manajer.
        Pimpinan/manajer menjadi kunci utama keberhasilan dalam proses transformasi. Disini diperlukan keterampilan manajerial, dan tipe kepemimpinan/managership/leadership yang mampu memberikan keteladanan, motivasi, dorongan kepada staf dan pelaksana melalui langkah manajemen yang tepat.

Tag Terpopuler